Ketika Bisnis Menjadi Samudra Merah


Istilah “samudra merah” merupakan istilah yang mengambarkan kondisi persaingan bisnis yang sudah jenuh, ketat, dan cendrung tidak sehat. Perusahaan yang mampu keluar dari samudra merah adalah perusahaan yang mampu berinovasi menciptakan samudra baru yang bercirikan persaingan belum ada atau istilahnya samudra biru. Konsep ini merupakan intisari dari buku Blue Ocean Strategy besutan dari W.Chan Kim dan Renee Maubourgne yang dipublikasikan pada tahun 2005. Memang tidak dapat dihindari sebuah persaingan di dunia bisnis, perusahaan-perusahaan raksasa yang pernah berjaya dulunya bisa jadi tinggal kenangan jika tidak piawai mengelola isu yang terjadi di dalam ekosistem bisnisnya khususnya terkait perubahaan.

Continue reading “Ketika Bisnis Menjadi Samudra Merah”

Versatilist sebagai Generasi hybrid


Menjelang lulus dari kuliah, seorang senior dosen Teknologi informasi (TI) pernah memberikan nasihat kepada mahasiswa bimbingannya, begini nasihatnya.. “suatu saat nanti kalian harus menentukan pilihan dalam karir dunia TI apakah akan menjadi generalist atau specialist”:. Dalam kontek dunia TI generalist dapat diterjemahkan sebagai seorang yang memahami aspek dari TI secara komprehensif, sedangkan specialist orang yang memahami dan mendalami hanya bidang tertentu dari TI seperti seorang programmer yang menguasai programing tool tertentu. Petuah sang dosen belasan tahun yang lalu masih saya ingat sampai sekarang. Namun pertanyaan sekarang adalah apakah petuah sang dosen masih berlaku untuk mahasiswa saat ini?. Sebelum menjawab itu, mari sejenak kita renungkan dan cermati dari beberapa fakta yang terjadi saat ini di dalam dunia kerja. Continue reading “Versatilist sebagai Generasi hybrid”

Belajar Knowledge Management dari Pengalaman NASA


Semua orang sepakat bahwa prestasi yang paling mengagumkan dalam sejarah umat manusia adalah pendaratan manusia pertama di bulan. Presiden John F. Kennedy mengeluarkan janji ini pada tahun 1961 bahwa Amerika Serikat akan mendaratkan manusia di Bulan dan kembali dengan selamat ke bumi sebelum akhir dekade itu. Janji itu terealisasi pada bulan Juli 1969. Tentu saja untuk mewujudkan mimpi Sang Presiden, tidak hanya para pakar komputer dan teknologi yang terlibat, namun para ilmuwan dari peroketan, aerodinamika, sistem kontrol, komunikasi, biologi, dan disiplin ilmu lainnya berpikir keras dengan melakukan riset untuk dapat mewujudkan pendaratan ke Bulan. Jerih lelah luar biasa ini membawa kesuksesan besar dan dikenang oleh umat manusia sepanjang masa. Dari perspektif teknologi, ini merupakan hasil yang sukses luar biasa. Namun dari sisi lain, sesungguhnya ada penyesalan yang mendalam yang dirasakan NASA kala itu karena banyaknya pengetahuan yang hilang dan menguap begitu saja khsususnya dari tacit knowledge. Continue reading “Belajar Knowledge Management dari Pengalaman NASA”

Knowledge Management in Action ( Case Study from Agate Studio)


arief agate 1Today, in my Knowledge management class ( Extension Program, Faculty of Computer Science, University of Indonesia), I bring a guest lecturer who implementing KM in their company. It is important to bring practitioner, because there are many assumptions that KM is  ‘just’ s concept that  hard to do, therefore KM has not been widely adopted in the company. Our guest lecturer is Arief  Widhiyasa, CEO of Agate Studio. In a brief profile of the company: Agate Studio is a game development company that was founded in 2009 with a current staff of about 80 people that spread across 3 cities : Bandung, Jakarta and Yogyakarta. Several Game Applications that they have made were Football Saga, Flames, Potret Hantu, shopping paradise, sexy witch, etc. Some of the games, Agate received several achievements such as winners of the Image cup, INAICTA, indigo, and a variety of national and international awards.

Why use a case study in game industry as a best practice, because this industry is an industry full of innovation, creativity, teamwork, and also spirit of  continuous learning. From presentation and class discussions, some ideas and lesson lesson related to the implementation of KM are: Continue reading “Knowledge Management in Action ( Case Study from Agate Studio)”

Perpustakaan juga perlu Knowledge Management


Screen Shot 2013-03-11 at 1.07.56 AM Saya teringat pada waktu menyelesaikan skripsi pada tahun 1996 lampau, tempat yang paling sering dikunjungi di kampus adalah perpustakaan. Tujuannya jelas, karena perpustakan tempat terkonsentrasikan berbagai pengetahuan dari berbagai displin ilmu. Hampir dipastikan semua perguruan tinggi memiliki perpustakaan sebagai ikon yang menjadi salah satu identitas dari institusi pendidikan.  Namun, Seiring dengan perkembangan jaman, peran pustakawan semakin ‘terancam’ jika tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan mulai melirik knowledge management (KM) sebagai tool untuk membantu dalam mengelola perpustakaan.

Dalam berbagai tulisan menyebutkan beberapa isu- isu yang terkait dengan  KM di perpustakan: pertama, menitikberatkan kepada bagaimana memaksimalkan peranan pustakawan dalam mengelola dan melayani karena pustakawan tidak mungkin dapat menghafal semua judul buku,  kedua, bagaimana pengetahuan tacit dari seorang pustakawan dapat diexplicitkan, ketiga,  Isu lain terkait bagaimana dapat memanfatkan teknologi informasi dalam memberikan layanan perpustakaan.

Dalam konteks isu diatas, jelas KM akan membantu pekerjaan pustakawan agar bekerja lebih cerdas yang pada akhirnya akan menciptakan nilai tambah dan keuntunggan kompetitif bagi institusi dimana perpustakaan tersebut berada. Sebenarnya perpustakaan dapat dianalogikan sama dengan perusahaan pada umumnya. Lihat saja, perusahan Jepang yang mampu berinovasi lantaran mampu mengelola pengetahuan dengan maksimal. Belajar dari perusahaan Jepang  yang memahami betul akan pentingnya pengelolaan pengetahuan untuk menciptakan daya saing  sehingga dapat sustain di tengah persaingan. Prof. Ikujiro Nonaka merumuskan bahwa pengelolaan pengetahuan dapat mengunakan konsep SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization ). Continue reading “Perpustakaan juga perlu Knowledge Management”

Menilik Strategi Knowledge Sharing & Transfer Dalam Perusahaan.


Screen Shot 2013-02-24 at 8.10.46 PM Harus diakui bahwa kecenderungan dari sebagian besar karyawan ogah untuk melakukan Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) kepada rekan sekerja atau bawahnya di dalam perusahaan, alasannya sederhana saja agar tidak tersaingi atau lebih ekstremnya agar tidak tersingkirkan. Oleh karena itu, KS&T merupakan tantangan bagi perusahaan. Menantang karena paretonya  mengatakan bahwa keberhasilan KS&T 80% berhubungan dengan aspek non teknis dan hanya 20% terkait dengan aspek teknis.  Kondisi ini secara kasat mata jelas terlihat di sebagain besar budaya perusahaan di Indonesia. Secara sederhana, KS&T merupakan proses pertukaran knowledge  antara beberapa orang yang saling berkepentingan atau yang tergabung di dalam komunitas. Perusahaan sadar akan pentingnya knowledge sebagai aset intangible yang sangat berharga untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi akan keberhasilannya sebuah proses KS&T, antara lain teknologi, budaya organisasi, kepercayaan, dan intensif. Banyak faktor yang mempengaruhi KS & T karena KS & T memilki keterkairan dengan waktu, kesempatan, kerumitan, dan strategi. Rintangan yang dapat menghambat jalannya KS & T dapat timbul dari berbagai faktor, antara lain masalah dalam berkomunikasi, salah penafsiran, bahasa, teknologi dan teknik yang digunakan dalam knowledge sharing dan transfer. Guzman dan Wilson (2005) menyatakan bahwa rintangan dan masalah dari KS & T adalah kekompleksitasan proses sosial yang terjadi selama proses sharing berlangsung.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi akan keberhasilannya penerapan KS & T dalam suatu perusahaan adalah pemilihan strategi yang tepat dalam pelaksanaannya. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi, menyimpan, dan metransfer knowledge yang ada. Strategi yang berhasil diterapkan pada satu perusahaan belum tentu strategi itu juga tepat digunakan untuk perusahaan lainnya.  Implementasi knowledge sharing dan knowledge transfer yang sukses tidak luput dari pemilihan strategi yang tepat dalam penerapannya. Strategi yang tepat pada satu perusahaan tidak dapat dijadikan acuan akan kepastian suksesnya penerapan strategi yang sama dalam perusahaan lainnya. Ada 12 startegi untuk keberhasilan KS & T yaitu (William J Rothwell): Continue reading “Menilik Strategi Knowledge Sharing & Transfer Dalam Perusahaan.”

Apa Dampak Knowledge Management bagi perusahan ?


ImageJudul diatas seakan merupakan pertanyaan pembuka yang sering ditanyakan oleh klien, peserta seminar, atau mahasiswa ketika membahas mengenai Knowledge Management  (KM) di perusahaan. Wajar saja, karena KM dari umurnya masih dikategorikan sebagai bidang keilmuan ‘relatif’ baru dalam 2 dekade terakhir ini. Namun, menariknya meskipun tergolong ‘newbie’ keberadaannya mulai diperhitungkan oleh kalangan akademis dan praktisi minimal diperbincangkan dalam pelbagai forum bisnis dan manajemen. Untuk level perusahaan saat ini cukup banyak yang mulai menerapkan dengan menambahkan divisi baru untuk KM dengan sebutan pejabatnya sebagai Chief of Knowledge office (CKO). KM dipercaya dapat mempercepat pembelajaran bersama dalam pengembangan sumber daya manusia sehingga memiliki daya saing dan merespons perubahan pasar bisnis secara proaktif. KM merupakan kegiatan mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai prakteknya terjadi diseminasi valuable knowledge kepada orang yang tepat dan dalam waktu yang cepat, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih efektif dibandingkan dengan sebelumnyam dengan cara saling berinteraksi, berbagi dan mengaplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari.

Nah, sebelum membahas lebih mendalam ada baiknya pengertian knowledge harus disepakati terlebih dahulu karena mendefinisikan knowledge dari beberapa pakar ternyata berbeda-beda. Mendefinisikan knowledge menjadi sulit karena menggabungkan banyak intangibles seperti pengalaman (experience), intuisi (intuition), pertimbangan (judgement), keahlian (skill), dan pelajaran yang dipelajari (lessons learned) yang tujuannya agar pengambilan keputusan dapat lebih tepat dan efektif. Sedangkan definisi KM oleh beberapa pakar menyebutkan sebagai berikut: Continue reading “Apa Dampak Knowledge Management bagi perusahan ?”

Kajian Pemodelan Numerik untuk Memprediksi Cuaca Negara Tropis dengan Menggunakan WRF-Var 3.2.1


WRF-Var 3.2.1 adalah pemodelan numerik  cuaca atau biasa disebut NWP ( Numerical Weather Prediction ) yang dibuat atas kerjasama beberapa institusi seperti NCAR, NCEP, AFWA, dan FSL untuk prediksi cuaca dan juga riset atmosfer. Input data untuk WRF-Var , selain data hasil running WRF-ARW ataupun WRF-NMM juga memakai data hasil pengamatan observasi permukaan maupun udara atas dan memakai data hasil pengamatan satelit serta  dimungkinkan untuk memakai data hasil pengamatan Radar Cuaca. Hal ini biasa disebut sebagai data asimilasi. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pemilihan fisik dan dinamik WRF-Var, karena untuk daerah tropis memiliki konfigurasi yang berbeda dengan daerah sub tropis agar hasil prediksi tidak meleset atau over-estimated. Wilayah tropis lebih sukar untuk diprediksi cuacanya jika dibandingkan dengan wilayah sub-tropis karena diwilayah sub-tropis, angin bersifat baroklinik, yang artinya arah angin sejajar dengan degradasi tekanan udara. Sedangkan diwilayah topis, perbedaan tekanan, dan temperature udara antar satu tempat dengan yang lainnya tidak terlalu signifikan, selain itu juga adanya pengaruh topografi lokal yang signifikan sehingga memprediksi cuaca diwilayah topis cukup sulit.  Kemudian hasil running WRF-Var dapat divisualisasikan dengan berbagai cara, seperti Grads, ncl graphic, ataupun Vapor sehingga dapat dihasilkan prediksi cuaca untuk beberapa hari kedepan.  Click here for download.

Enterprise Architecture Model For Implementation Knowledge Management System (KMS)


Abstract— This research focuses on the design of enterprise architecture (EA) model for the knowledge management system (KMS). The research was motivated by the many failures in  implementating of KMS as well as the lack of studies on EA associated with the implementation of KMS. This study uses interpretative and socio-technical approach with soft system methodology and TOGAF as a framework.  The result shows that the availability of IT infrastructure does not maximize the implementation of KMS, therefore there is a need of a new holistic EA that accommodates all of the technological and socio perspective.

Keywords— Enterprise architecture model, Knowledge management system, TOGAF, Soft System Methodology, Socio technical. Download complete paper here.

PIECES Framework untuk Pengembangan Sebuah APlikasi


Definisi framework menurut Oxford English Dictionary (2003) adalah ‘a structure composed of parts framed together, one designed for enclosing or supporting anything; a frame or skelaton’ . Popper (1994) mendefinisikan framework yang mengacu kepada asumsi dasar atau fundamental untuk original intelektual yang diformulasikan sebagai basis dalam pengambilan tindakan. Berarti sebuah framework  harus memiliki satu kesatuan perangkat, struktur, prinsip, dan memiliki dasar kuat secara teori untuk mencapai hasil yang maksimal dalam tindakan  sehubungan dengan sistem yang akan dikembangkan. Definisi lain dari framework mengacu kepada bagaimana beberapa aspek yang berbeda dipresentasikan dalam  sebuah wadah, yang mempresentasikan proses konversi dan evolusi dari explicit knowledge menjadi kodifikasi (proses menjadikan tertulis) dan tacit knowledge (ada disetiap pikiran individu dan sulit untuk diartikulasikan)  menjadi knowledge creation spiral di dalam perusahaan. Dari definisi tersebut dapat dirumuskan esensinya tidak saja menjawab “ What is” namun sekaligus memberikan  pengertian ‘how to’. ( Wong & Aspinwall, 2004).   Continue reading “PIECES Framework untuk Pengembangan Sebuah APlikasi”

Up ↑